BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 13 Mei 2009

Drillabilitas&Stabilitas Batuan Dalam Pemboran

Drillabilitas (drillability) adalah tingkat kemudahan melakukan suatu pemboran terhadap suatu formasi batuan, sedangkan stabilitas (stability) adalah kemampuan suatu batuan untuk tidak hancur dan jatuh (collapse).
Drillabilitas dan stabilitas ini dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik batuan yang dibor. Batuan yang kompak dan susah untuk dibor dikatakan mempunyai drillabilitas yang rendah, sedangkan batuan yang gampang dibor disebut mempunyai drillabilitas yang tinggi. Berdasarkan atas karakteristiknya, dapat disimpulkan bahwa batuan beku dan batuan metamorf cenderung mempunyai drillabilitas rendah karena sifat batuannya yang kristalin, kompak dan keras. Sedangkan batuan sedimen, material sedimen tidak padu, batuan lapukan dan tanah mempunyai drillabilitas yang tinggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi drillabilitas suatu batuan adalah :
Ø Daya hancur
Ø Kekerasan
Ø Pemilahan butir
Ø Abrasivitas
Daya hancur suatu batuan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti butiran dalam batuan, semen atau material pengikat butiran dan juga porositas. Selain faktor tersebut, daya hancur dapat juga dipengaruhi oleh adanya pecahan (fracture), perlapisan, kekar, patahan dan pelapukan. Semakin tinggi daya hancur suatu batuan, akan mempunyai kecenderungan semakin sulit dibor atau mempunyai drillabilitas rendah, begitu pun sebaiknya (DAYA HANCUR TINGGI = DRILLABILITAS RENDAH; DAYA HANCUR RENDAH = DRILLABILITAS TINGGI).
Faktor lain yang mempengaruhi drillabilitas adalah tingkat kekerasan dan abrasivitas. Batuan yang keras umumnya bersifat abrasif, tetapi tidak semua batuan keras bersifat abrasif. Abrasivitas suatu batuan biasanya dipengaruhi oleh kandungan silika dalam batuan tersebut. Batuan yang bersifat abrasif misalnya batupasir kuarsa dan rijang. Batupasir kuarsa dan rijang disusun oleh dominan silika sehingga mempunyai abrasivitas yang tinggi, meski batupasir kuarsa sendiri mempunyai kecenderungan drillabilitas tinggi karena sifatnya yang mudah dibor.
Abrasivitas merupakan faktor yang penting untuk diketahui karena material abrasif mempunyai tingkat drillabilitas rendah, hal ini disebabkan karena melakukan pemboran di material abrasif akan menyebabkan :
Ø Run pemboran menjadi pendek, waktu menjadi tidak efisien
Ø Bit menjadi cepat aus
Ø Biaya pemboran menjadi lebih besar
Selain drillabilitas, stabilitas batuan adalah faktor lain yang sangat penting dalam kegiatan pemboran. Tidak stabilnya suatu lubang bor dapat menjadi masalah yang menghambat dalam mencapai target pemboran. Lubang bor dapat menjadi tidak stabil tergantung dari tingkat kekompakan formasi batuan; hadirnya struktur berupa pecahan, kekar dan retakan yang intensif dalam batuan; dan tingkat pelapukan. Selain 3 faktor tersebut, faktor sensivitas formasi terhadap cairan juga dapat mempengaruhi stabilitas lubang. Beberapa jenis batuan beku dan metamorf merupakan batuan yang keras dan sangat kompak, sehingga cenderung mempunyai stabilitas lubang yang baik. Sedangkan batuan sedimen, material tidak padu, batuan dengan pecahan yang intensif merupakan jenis-jenis batuan yang dapat menyebabkan lubang menjadi tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh pecahan ataupun fragmen batuan yang dapat dengan mudah jatuh ke dalam lubang dan menjepit pipa bor (stuck), atau menyebabkan lubang runtuh (collapse).

Sumber : Irianto rompo's site

Tidak ada komentar:

Posting Komentar