BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 10 Juni 2009

20 Cekungan Minyak Baru Ditemukan

BANDUNG - Rabu, 27 Agustus 2008 - 18:40 wib
Berdasarkan hasil penelitian sejak April 2008, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) menemukan 20 cekungan sedimen baru yang berpotensi menghasilkan sumber minyak bumi.

Lebih lanjut Koordinator Proyek Basin Tektonik Indonesia Benyamin Sapiie menjelaskan, 20 cekungan tersebut terdiri dari tujuh cekungan baru (new basin) dan 13 cekungan mofikasi.

New basin merupakan cekungan sedimen tersier baru yang memiliki kandungan minyak. Ketujuh cekungan tersebut terletak di Bangka Barat, Bangka, Natuna Selatan, Kendilo, Sangihe, Cendrawasih, dan Wetar.

Sementara cekungan mofikasi (modified basin) merupakan daerah yang telah mengalami penghalusan garis batas cekungan dan memiliki lebih dari satu sumber di dalam satu kawasan.

"Beberapa di antaranya berada di Mentawai, Nias, Ujungkulon, Jateng Utara, Iwue, Bogor, Teer, Pendalian, dan Umbilin," ujar Benyamin di sela-sela Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI, di Hotel Horison, Jalan Pelajar Pejuang Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/8/2008).

Sebelumnya Indonesia telah memiliki 66 cekungan sumber minyak yang telah ditemukan sejak 1985. Dengan penemuan terbaru ini, Indonesia memiliki 86 cekungan. Kendati demikian Benyamin menjelaskan baru 17 cekungan yang sudah berproduksi. Sebanyak 39 cekungan masih dalam tahap ekplorasi dan sisanya baru terdeteksi sebagai cekungan sedimen tersier biasa. Ada indikasi kandungan minyak tapi masih perlu pembuktian lanjutan.

"Ada perbedaan konsep pemetaan dan pendataan kali ini dan inilah alasan mengapa dalam waktu singkat kami dapat menemukan 20 cekungan,"
katanya.

Hasil identifikasi cekungan minyak baru ini sendiri merupakan tahap awal sebagai salah satu jalan keluar mengatasi krisis energi di Indonesia. IAGI menyerahkan eksplorasi cekungan minyak baru tersebut kepada pemerintah.

Dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan 2008 ini IAGI membahas berbagai masalah. Mulai dari sumber energi, tata ruang, mitigasi bencana hingga pelestarian lingkungan. Ahli geologi tak hanya memikirkan eksplorasi kekayaan bumi berupa mineral semata tetapi tetap dituntut untuk memperhatikan kelestarian lingkungan. Tujuannya supaya ada keseimbangan dalam melakukan eksplorasi. Artinya jangan sampai eksplorasi merusak lingkungan.

Sementara itu Kepala Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar mengatakan hanya ada 15 dari 86 titik yang telah beproduksi. Ada beberapa kendala yang menyebabkan miinimnya tingkat produksi cekungan.

Pertama karena dasar-dasar kebumian yang masih terbatas. Selain itu teknologi untuk mengeksplorasi cekungan tidak mudah. Secara khusus untuk daerah yang terletak di kawasan pedalaman dan salah satunya cekungan yang terdapat di Selat Makasar.

"Untuk satu kali drilling (pengeboran) butuh biaya USD80 juta dan itu belum tentu cekungan tersebut menghasilkan minyak," katanya.

Saat ini pihaknya tengah melakukan telaah lebih lanjut. Departemen ESDM berupaya mendorong para ahli agar dapat meningkatan penelitian melalui metode survey maupun melakukan perbandingan di tempat lain.

Sukhyar menjamin pasoknn minyak nasoinal masih banyak. Dari 15 cekungan tersebut saja, sumber daya yang tersedia mencapai 50 miliar barel untuk kebutuhan sehari-hari dan masih ada cadangan 12 miliar barel.

Pengelolaan minyak bumi, jelas Sukhyar memang masih menjadi otoritas pemerintah pusat. Namun dia mengingatkan perlunya koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansti di tingkat daerah lainnya karena ekplorasi dilakukan di daerah.

"Harus ada interaksi. Otoritas ini jangan dijadikan hambatan untuk pengelolaan cekungan-cekungan baru," pungkasnya.
Sumber: http://lifestyle.okezone.com/read/2008/08/27/19/140543/19/20-cekungan-minyak-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar