BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 04 Juni 2009

Debat TV-One soal Naik-Turunnya Harga BBM, wakil BP Migas dan Pertamina terseok-seok menjawab pertanyaan

Menarik untuk disimak pada debat TV-One soal Naik-Turunnya Harga BBM pada hari Kamis malam, 18 Desember 2008 antara wakil BP Migas dan LSM (pejabat BP Migas dan pak Fadhil) melawan wakil YLKI (Ibu Endah dan pakar).


Terlihat sekali bagaimana pejabat BP Migas dan pak Fadhil terseok-seok untuk menjawab cecaran Ibu Endah dan dua orang Ibu lainnya soal harga BBM, perhitungan harga pokok BBM yang tidak pernah transparan, soal Cost Recovery para Kontraktor asing yang tidak pernah jelas apa saja yang bisa dimasukkan kedalamya, soal besaran subsidi BBM yang tidak pernah jelas bagaimana menghitugnya, dan plafon harga BBM Premium Rp 6000/liter yang dipakai sebagai angka apakah ada susidi atau tidak.

Pada esensinya, kedua pejabat tersebut tidak bisa berbicara transaparan soal hitung-hitungan harga BBM, oleh karena itu ketika ditanya A, jawabnya B atau C. Ditanya Harga Pokok Produksi BBM, jawabnya muter-muter, tetapi sempat terucap oleh pak Fadhil Harga Pokok Produksi BBM Pertamina tidak lebih besar dari US$15 sampai US$20 per barrel!

Argumentasi lainnya dari pak Fadhil, yang tidak jelas adalah, bahwa menurunkan harga BBM berarti memberi subsidi kepada golongan menengah keatas. Jadi kalau harga BBM naik, yang disubsidi adalah masyarakat kelas bawah, dari bantuan uang pendididikan (BOS?) dan BLT??. bagaimana dampak dari naiknya harga BBM terhadap industri dan jasa pelayanan transportasi, dll, mereka tidak melihatnya!

Ibu Endah dan ibu2 lainnya menyatakan bahwa kalau tidak tahu Harga Pokok Produksi BBM, bagaimana bisa mengatakan ada-tidaknya subsisi BBM??

Cecaran lainnya dari para Ibu2 tersebut adalah, mengapa harus pakai refrernsi harga jual BBM luar negeri, padahal kita adalah juga produsenBBM. Pak Fadhil mengatakan bahwa Indonesia masih import BBM (net-importir BBM). Namun hal ini disergah oleh Ibu Endah dan Ibu2 lainnya, bahwa kalau Pemerintah/Pertamina bisa mengelola berbagai Sumber Daya Energi Indonesia dengan baik, sebab Indonesia adalah Produsen Gas Alam terbesar didunia, maka kekurangan sekitar 300.000 barrel per hari dapat disubstitusi dengan Sumber Energi Indonesia lainnya yang melimpah.

Mampukah Pemerintah atau Pertamina mengelola Sumber Daya Energi Indonesia yang melimpah ini untuk mensejahterakan Rakyat Indonesia, setelah 63-tahun Merdeka???

Ini adalah topik yang menarik untuk dijadikan Topik Debat Capres 2009, siapa yang tangkas dan cerdas untuk menyusun Strategi dan Program Kerja Pemerintahan Indonesia 2009-2014 akan mendapat simpati Rakyat Indonesia dan dipastikan akan memenangkan Pilpres 2009!

Adakah Capres yang berani menyampaikan Strategi dan Program Kerjanya dalam mengelola Sumber Daya Energi Indonesia yang melimpah-ruah untuk mensejahterakan Rakyat Indonesia dalam kurun waktu 2009-2014? Kta tunggu dan silahkan ditanggapi.

Wassalam.

Sumber: http://www.presidenku.com/2008/12/19/debat-tv-one-soal-naik-turunnya-harga-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar